Ini Penjelasan Direktur RSUD Simeulue, Terkait Utang 4,2 Miliar
Foto Mushala RSUD Simeulue |
Pada saat sebelum ia menjabat sebagai Direktur, RSUD Simeulue sudah terlilit utang yang mencapai 3,5 miliar sejak dari direktur yang sebelumnya dan utang RSUD Simeulue kepada 12 Perusahaan Besar Farmasi (PBF) yang ditunjuk Kemenkes mencapai Rp 1,1 miliar lebih “ujar Irwansyah.
Sebagai pimpinan di RSUD yang ditunjuk untuk mengelolah keuangan yang ada di RSUD, ia mengatakan pemesanan obat tetap berjalan untuk melayani kebutuhan masyarakat di Kabupaten Simeulue. Setiap pemesanan obat harus terlebih dahulu melunasi hutang yang lama baru akan bisa dikirim obat ke RSUD Simeulue “kata Irwansyah.
Sementara itu, Irwansyah menjelaskan penyebab membengkaknya utang yang dialami oleh RSUD Simeulue tersebut dikarenakan aturan BPJS yang tidak bersedia menanggung penyakit tertentu yang termasuk dalam kategori penyakit ringan karena sudah merupakan aturan dari Kemenkes.
Penyakit yang tergolong ringan seharusnya bisa ditangani oleh Puskemas pada tingkat Kecamatan. Namun yang menjadi kendala Puskesmas di Simeulue pada hari Sabtu atau Minggu tidak buka atau beroperasional, yang mana seharusnya pelayanan kesehatan harus siap dalam 24 jam, karena ini menyangkut dengan pelayanan kepada masyarakat.
Banyaknya keinginan masyarakat yang berobat ke rumah sakit, ada yang tidak dilengkapi dengan membawa surat rujukan dari puskesmas yang merupakan aturan untuk dilakukan rujuk ke RSUD Simeulue, sehingga menyebabkan pihak rumah sakit harus melayani setiap masyarakat yang datang ini juga menjadi penyebab bengkaknya biaya operasional yang harus ditanggung oleh pihaknya “ujar Irwansyah.
Irwansyah pun menambahkan dari total utang 4,2 Miliar pihaknya telah melakukan cicilan utang sebanyak 2,6 miliar melalui dana BPJS yang dikucurkan dari dana cicilan kesehatan bulan Desember 2016, sementara sisa dari utang tersebut pihaknya sedang menunggu dana dari BPJS untuk bulan Januari 2017.
Saat ditanyai mengenai obat yang kosong, Irwansyah mengatakan kurang lebih ada sekitar 15 item obat yang kosong dan akan tiba pada Minggu ini di Simeulue, saat ini masih dalam tahap pengiriman.
Obat yang kosong tersebut tidak ada obat yang fatal, hanyalah obat yang kosong seperti jenis obat parasetamol, anti alergi dan lainnya “kata Irawansyah.
Saat Jurnalis RUBERNEWS.COM mempertanyakan mengenai banyaknya mobil ambulance yang sudah tidak bisa dipakai, Irwansyah membenarkan,”Iya, banyak mobil ambulance mengalami kerusakan dan tidak beroprasional.
Lanjut, kerusakan yang dialami oleh mobil ambulance sudah mencapai 30 persen dan lebih parah lagi anggaran perawatan yang dialokasikan Pemkab Simeulue tergolong sangat kecil untuk biaya perawatan per unit sekitar 28 juta, saya berharap agar Pemkab Simeulue kedepannya memberikan anggaran kesehatan yang mencukupi “tutup Irwansyah. (RUBERNEWS.COM)