Breaking News

Antisipasi Banjir, Unsyiah Kembangkan Sepeda Air

sepeda Air (Water Bike) | Foto : Google
Tim sepeda air Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala akan mewakili Aceh dalam ajang lomba Water Bike Competition tingkat Nasional yang diselanggarakan oleh Himpuanan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknik ITS-Surabaya (Institut Teknologi Sepuluh November) pada tanggal 28-30 April 2017 di Surabaya Jawa Timur.

Tim Water Bike Unsyiah yang mewakili Aceh membuat project pengabdian mahasiswa yang berbasis kebutuhan dan aplikasi ke masyarakat, TIM sepeda Air (Water Bike) mahasiswa Unsyiah bersama pendamping Akhyar,ST, MP. M.Eng sebagai dosen pembimbing project.

Project Water Bike ini dikembangkan dengan tujuan kendaraan darurat dalam evakuasi orang tenggelam dan evakuasi orang dalam bencana banjir.Sepeda air merupakan gabungan dari perahu jenis catamaran dan sepeda. Sepeda air mempunyai fungsi yang sama dengan sepeda yaitu pedal, gear, frame, stang dll. Akan tetapi tenaga diperoleh dari dayungan pengemudi melalui sebuah pedal ke kincir atau propeller.

Dalam mengikuti kegiatan ajang lomba Water Bike Competition tingkat Nasional tim sepeda air Unsyiah memohon dukungan dari semua masyarakat Aceh, civitas akademisi Unsyiah dan seluruh Alumni Unsyiah agar bisa meraih predikat terbaik dalam lomba tersebut.

Ketika ditanya mengenai keikutsertaan ini, Akhyar mengatakan “Sepeda air sebenarnya telahbanyak dikembangkan, akan tetapi sepeda air yang dikembangkan oleh Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala Banda Aceh terdiri dari dua kincir atau mereka namai dengan water bike double blade system. As dudukan kincir didesain berada diatas permukaan air kira-kira 10 cm diatas permukaan air,” katanya.

Hal ini bertujuan agar as kincir tidak terganggu oleh sampah yang berupa tali atau plastik panjang, dimana sampah tersebut jika melilit pada As penggerak akan macet atau berhenti. Jika As berda di dalam air terdapat beberapa kelemahan yaitu Asnya mudah terkorosi, susah diberi peumas, mudah tersangkut sampah, dan susah dibersihkan dari sampah.

Terdapat dua pelampung yang membuat sepeda air mengapung di atas air. Pelampung tersebut terbuat dari bahan setereofoam yang dilapisi dengan plat tipis dari aluminium”, ungkapnya.

Akhyar juga menambahkan “Sepeda air yang didesain oleh mahasiswa teknik mesin unsyiah ini adalah untuk aplikasi bencana, seperti mengevakuasi orang jika teggelam di danau, sungai dan laut, evakuasi orang akibat bencana banjir. Mengingat daerah Aceh masih sering terjadi bencana tersebut”, tambahnya.

Selain untuk peruntukan bencana sepeda air yang dikembangkan oleh mahasiswa teknik mesin unsyiah bisa juga digunakan untuk peruntukan yang lain sperti untuk wista danau, dan laut, serta untuk membersihkan sampah disepanjang aliran sungai. Seperti sepanjang sungai Krueng Aceh dan Krueng Daroy yang membelah Kota Banda Aceh.

Pengembangan Sepeda Air (water bike) kedepannya diharapkan juga bisa mendukung pariwisata Aceh yang berbasis sungai, dan tentunya pengembangan-pengembangan produk water bike berikutnya tetap menggunakan material bekas dan ramah lingkungan sehingga mampu memberikan nilai tambah. (Klikkabar.com)